A.
PROSES
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Tahapan
proses pengembangan instrument :
1. Pendefinisian
Alat ukur
Yaitu merumuskan
tujuan dibuatnya alat ukur (eksploratif, konseling, diagnostik, atau ingin
meminta respons terhadap sesuatu). Perlu juga dikenali ranah apa yang akan
diukur, dasar konseptual teoritis yang digunakan, dan subjek yang akan dikenai
instrument.
2. Memilih
model skala yang akan digunakan
Murphy dan
Davidshofer (1991) mengungkapkan tiga model skala yang biasa digunakan, yaitu
(a). Penskalaan rasional; (b). Skala empiris; (c). Skala analisi faktor.
Stevens, Gregory
(1992) menyebutkan empat skala yang digunakan, yaitu : (a). Skala nominal; (b)
Skala ordinal; (c). Skala interval dan (d). Skala Rasio.
Pemilihan model
skala tertentu akan dengan sendirinya memengaruhi model pertanyaan-pertanyaan
yang akan disusun.
3. Menuliskan
Pernyataan/Pertanyaan
Dalam tulisannya
Murphy dan Davidshofer (1991) member beberapa butir dalam penulisan pernyataan
atau pertanyaan :
a. Panjangnya
butir pernyataan
b. Penggunaan
kosa kata dalam penulisan butir pernyataan
c. Jenis
kelamin, ras, atau bahasa yang kasar.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam penulisan butir
soal adalah bentuk soal itu sendiri.
4. Uji
coba instrument
Langkah
berikutnya adalah melakukan uji coba instrument yang telah dibuat. Tujuan uji
coba ini antara lain untuk :
a. Mengidentifikasikan
soal-soal yang lemah
b. Mengidentifikasi
taraf kesukaran soal sehingga dapat sesuai degan tujuan instrument ini dibuat
c. Mengidentifikasi
kemampuan daya beda saol
d. Menentukan
lamanya waktu mengerjakan soal-soal tersebut
e. Untum
menghindari adanya bias dalam setiao pernyataan yang dibuat serta menghindari
adanya tumpang tindih antar soal.
5. Analisis
butir soal
Analisis butir
soal bertujuan untuk memperoleh butir soal yang baik dan digunakan untuk
mengukur atribut yang dimiliki subjek yang akan dikenai instrument. Beberapa
informasi yang dapat diperoleh melalui analisis butir soal :
a. Tingkat
validitas butir soal dan tingkat reliabilitas
b. Tingkat
kesukarab butir soal
c. Item-characteristic
curve
d. Indeks
diskriminasi soal
e. Tingkat
keberfungsian pengecoh
6. Revisi
butir pernyataan
Langkah
berikutnya adalah melakukan revisi yang bertujuan :
a. Mengidentifikasi
butir soal yang dianggap kurang dapat mengukur apa yang seharusnya
b. Mendeteksi
dan memperbaiki soal yang lemah
c. Membuang
butir soal yang tidak memenuhi persyaratan validitas
d. Memperbaiki
atau bahkan membuang soal yang sulit
e. Memperbaiki
atau mengganti pengecoh yang kurang berfungsi atau tidak sama sekali
7. Pemberian
Norma
Pengembang
instrument menentukan norma yang akan digunakan, misalnya berdasarkan pada
kelompok jenis kelamin, kelompok latar belakang pendidikan, kelompok profesi,
norma berdasarkan wilayah. Selain itu dapat juga digunakan norma berdasarkan
sampel
8. Pemberian
skor
Pengembang
instrument juga harus menentukan apakah skor yang digunakan berdasar pada skor
mentah, skor persentil, ataupun skor baku. Dari skor mentah dapat diubah
menjadi skor baku.
9. Standarisasi
instrument
Pembakuan ini
meliputi menjaga kondisi pengujian sedapat mungkin sama antara pengelolaan satu
dengan yang lainnya. Memungkunkan interpretasi hasil tes yang bermakna sama
antara penguji satu dengan penguji lainnya.
10. Publikasi
Instrumen
Langkah berikutnya
dalam proses pengembangan instrument adalah memublikasikan instrument . Langkah
yang harus dilakukan adalah menyiapkan panduan instrument, spesifikasi arah
pengelolaan dan pemberian skor instrument, dan mendeskripsikan secara detail
setiap langkah pengembangannya.
B.
ADAPTASI
INSTRUMEN DARI LUAR NEGERI
Dikarenakan satu konsep variable
tertentu dinegara tertentu akan memiliki makna yang berbeda dengan Negara
lainnya. Pada akhirnya instrument yang akan digunakan dalam penelitian dengan
latar budaya yang berbeda harus memiliki diantaranya :
1. Ekuivalensi
Translasi
Model
ekuivalensi dilakukan dengan cara :
a. Menerjemahkan
instrument secara tepat satu kata memiliki satu terjemahan yang tepat dalam
bahasa local.
b. Kemudian
dari instrument terjamahan tersebut kembali dilakukan terjemahan ulang kedalam
bahasa asli instrument tersebut.
c. Seandainya
telah dilakukan, kembali lakukan terjemahan ke dalam bahasa local tempat lokasi tersebut
dilakukan.
2. Ekuivalensi
Konsep
Dalam melakukan terjemahan, perlu
juga diperhatikan ekuivalensi konsep yang ada dalam instrument tersebut sebab
kerap terjadi konsep yang dalam bahasa awal instrument tidak dapat
diterjemahkan secara tepat dalam bahasa lokal. Dan perlu juga diperhatikan
adanya istilah tertetu yang jika dipakai untuk budaya lokal menimbulkan kesan
yang kurang baik.
3. Ekuivalensi
Metrik
Langkah
ketiga adalah dengan melakukan ekuivalensi metric, yaitu kesetaraan pengukuran
yang digunakan. Ekuivalensi metric ini diperlukan dalam kaitannya dengan skala
pengukuran yang biasa digunakan oleh budaya setempat.
1 comments:
Jammin' Jars Casino Resort - Jammin Jars - JTM Hub
Jammin' Jars Casino Resort in Kings Mountain, NV at 888 Casino Rd. Kings 군포 출장안마 Mountain, 구리 출장안마 NV 89449 is a casino, 안성 출장안마 hotel, 의정부 출장샵 and casino 청주 출장마사지 located in the beautiful Las Vegas
Post a Comment